“Ya Allah Engkaulah Rabb-ku, tidak ada tuham selain-MU. Engkau telah menciptakanku dan akulah hamba-MU. Hamba terikat dengan janji pada-MU semampu hamba. Hamba berlindung dari segala amal kejelekan yang hamba perbuat. Hamba pasrahkan segala nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan hamba pasrahkan segala dosa hamba. Ampunilah dosa hamba, karena sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau ya Allah.” (HR. Bukhari dan Ahmad).
Di atas adalah terjemahan dari lafaz sayyidul istighfar (istighfar pamungkas) yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Ahmad dari Buraidah r.a.
Pada lafadz: “Hamba pasrahkan segala nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan hamba pasrahkan segala dosa hamba.” Terkumpul dua pengakuan; yaitu antara pengakuan terhadap semua anugerah yang Allah curahkan kepada hamba-Nya dan pengakuan atas cacat dan kekurangan dirinya beserta amalnya.
Pengakuan atas anugerah yang Allah berikan akan mengantarkan seorang hamba pada nuansa cinta, puji-pujian dan rasa syukur kepada Yang menganugerahkan ni’mat dan kebaikan. Sedangkan pengakuan atas cacat dan kekurangan diri dan kekurangan dalam beramal akan mengantarkan seorang hamba pada perasaan hina di sisi-Nya, perih hati, merasa selalu butuh, dan bertaubat pada setiap waktu. Dalam kondisi seperti ini, ia tidak akan menampakkan diri kecuali sebagai hamba yang sedang merugi, tidak mempunyai apa-apa.
Pintu terdekat bagi seorang hamba menuju Allah adalah dengan menghidupkan perasaan iflas ‘bangkrut’. Ia tidak akan lagi memandang dirinya sebagai manusia yang pantas untuk dilihat, bukan manusia yang mempunyai kedudukan mulia, tidak memiliki sebab yang menjadikannya begitu mulia, atau disana ada sebuah perantara yang membuatnya pantas untuk dipuji. Dengan pintu ini, perasaan diri semata hanya membutuhkan-Nya dan menghidupkan perasaan iflas, seorang akan masuk ke dalamnya bagaikan seorang fakir yang telah memuncak kefakirannya. Atau, seseorang yang hatinya sedang meraung-raung minta dikasihani sedemikian rupa. Sehingga, perasaan tersebut menembus ke dalam lubuk hatinya yang paling dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar