Ada dua cara untuk menjaga agar hati kita tetap hidup dan istoqamah, yaitu;
Pertama, cinta kepada Allah harus mendahului cinta kepada yang lain-Nya. Jika cinta kepada Allah bertentangan dengan cinta selain-Nya, maka cinta kepada Allah harus didahulukan dari selain-Nya. Dengan demikian cinta Allah akan membawa konsekuensi balik terjadinya sinergi cinta.
Alangkah mudahnya jika cinta hanya dihiasi dengan sebuah pengakuan belaka tanpa bukti. Tapi cinta itu butuh konsekuensi dan bukti amal nyata. Sebab dengan itu seorang hamba diuji oleh Allah SWT, ia akan berada di antara dua posisi, menjadi mulia atau terhina. Betapa banyak hamba yang mendahulukan cintanya kepada makhluq daripada cintanya kepada Allah SWT. Kalau itu terjadi berarti menunjukkan bahwa cinta kepada Allah dalam hati seorang hamba tersebut belum mampu mengalahkan cintanya kepada selain-Nya. Juga menunjukkan seorang hamba belum mampu mengendalikan gejolak cinta yang bersemayam dalam hatinya.
Sunnah Allah yang berlaku untuk orang semacam ini adalah Allah akan memperdayakan cinta hamba tersebut kepada sesuatu yang ia cintai itu dan Allah akan menengelamkannya dalam-dalam serta tidak akan menerima cintanya sedikitpun, cintanya itu telah keruh dan kotor, ia lebih menuruti hawa nafsunya dan telah tertipu oleh makhluk dengan mengagungkan atau mencintainya melebihi cintanya kepada Allah SWT.
Allah telah memutuskan perkara ini dengan tegas. Dia mengganjar setimpal kepada hamba yang cintanya kepada makhluk melebihi cintanya kepada-Nya. Tidak bisa dicabut kembali keputusannya bahwa siapapun yang cintanya kepada selain-Nya melebihi cintanya kepada-Nya akan diazhab. Barangsiapa yang takut kepada sesuatu selain-Nya, maka Allah akan memperdayakannya dengan sesuatu yang ia takuti tersebut, barangsiapa yang disibukkan dengan sesuatu selainnya, maka akan Allah jadikan sesuatu itu bumerang baginya. Barangsiapa yang mengedepankan sesuatu di atas Allah, maka tidak akan diberkahi-Nya. Barangsiapa yang yang mencari keridhaan selain ridha-Nya, maka Allah, maka Allah akan membencinya sejadi-jadinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar