Faktor-Faktor Penghidup Hati 2 (terakhir)

Kedua, dengan mengagungkan perintah dan larangan Allah SWT. Sifat ini bisa tumbuh karena tunasnya berawal mengagungkan Allah yang memerintah dan melarangnya. Karena pada hakikatnya Allah sangat mencela orang-orang yang tidak mengagungkan perintah dan larangan-Nya. Allah SWT berfirman dalam surat Nuh: 13 yang artinya: 

"Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?"

Ibnu 'Abbas ra., Mujahid dan Adh-Dhahak yang dinukil oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah "Mengapa kalian tidak takut akan keagungan Allah?" 

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah mengomentari bahwa mengagungkan perintah dan larangan Allah berarti tidak membawanya kepada kawasan rukhshah 'kemudahan dalam syari'at' yang kering tanpa makna dan tidak membawanya pada kondisi mempersulit diri secara berlebihan. Juga tidak membawanya pada sebuah alasan yang memaksanya untuk selalu rendah diri dan mengalah.

Jadi, mengagungkan perintah dan larangan Allah bagi seorang mukmin merupakan bukti nyata bahwa ia mengagungkan Allah SWT, Zat yang membuat perintah dan larangan. Selaras dengan besarnya pengagungan ini, maka seorang hamba dapat diukur kualitas keimanan, kejujuran, kebenaran aqidahnya dan kebersihannya dari sifat nifak akbar 'melecehkan doktrin agama dan memermainkannya'. Melakukan suatu perintah bukan karena mencari Ridha manusia atau mengharap kedudukan dan pangkat, atau khawatir dikucilkan oleh sebagian mereka dan takut karena hukuman duniawi. Disamping itu ia meninggalkan larangan-Nya bukan tumbuh karena mengagungkan perintah dan larangan tersebut, juga bukan karena mengagungkan Allah yang memerintah dan yang melarang. Wallahu 'alam.

berikut: "Tanda-tanda mengagungkan perintah Allah"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Populer