Tips Memilih Reksa Dana Yang Tepat

Reksa dana sebagai salah satu alternatif produk investasi sudah semakin dikenal oleh  masyarakat, khususnya para nasabah perbankan. Kendati telah mengalami beberapa kali pasang surut, hal ini tidak membuat industri reksa dana menjadi surut melainkan tetap tumbuh dan semakin berkualitas dengan pondasi berupa pemahaman produk yang lebih baik. Bagi masyarakat atau investor pemula, sebagai gambaran reksa dana adalah sebuah produk investasi yang menjembatani keinginan investor yang ingin berinvestasi pada instrumen pasar modal, seperti saham dan obligasi, namun mereka mempunyai kendala, seperti : kendala dalam hal ilmu / informasi pasar modal ; kendala dalam jumlah nominal investasi ; kendala waktu untuk memonitor transaksi / portofolio. 

Atas dasar beberapa kendala diatas, maka lahirlah reksa dana dimana para investor ritel bisa berinvestasi dengan dana yang terjangkau di pasar modal melalui produk reksa dana yang dikelola oleh Manajer Investasi profesional. Reksa dana yang umum dikenal saat ini berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, yakni kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan, dimana Manajer Investai diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Industri reksa dana di Indonesia sempat terpuruk pada sekitar bulan September 2005 dimana banyak investor saat itu yang mengalami kerugian investasi, namun bila ditelaah lebih jauh, kejadian seperti tahun 2005 lalu sudah bisa dibenahi agar tidak terulang lagi dikemudian hari. Pemicu utama pada saat itu antara lain karena : 

Pertama, industri reksa dana yang mempunyai total dana kelolaan sekitar Rp. 113 triliun sangat dominan pada jenis Reksa Dana Pendapatan Tetap ; 

Kedua, Pemahaman yang keliru bahwa Reksa Dana Pendapatan Tetap sama / mirip dengan Deposito ; Ketiga, Penerapan valuasi obligasi ”marked to market” belum berjalan dengan baik. Saat ini industri reksa dana sudah pulih kembali dengan total dana kelolaan per Desember 2009 sekitar Rp 113 triliun namun dengan komposisi yang lebih tersebar, dengan terbesar pada reksa dana saham 32%, reksa dana terproteksi 31%, reksa dana pendapatan tetap 16%, selanjutnya reksa dana campuran dan pasar uang. 

Belajar dari naik turunnya industri reksa dana, maka bagi investor yang ingin sukses berinvestasi di reksa dana juga diperlukan beberapa kiat yang harus dicermati dalam memilih produk reksa dana, antara lain sebagai berikut : 

1. Sesuaikan dengan Profil Risiko Anda 
Seperti kita ketahui investasi pada reksa dana selain menjanjikan imbal hasil yang menarik, juga mempunyai risiko investasi, karena itu investor agar memilih produk yang sesuai dengan profil risikonya. Misalnya, bagi investor pemula yang konservatif bisa mencoba di jenis Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Terproteksi sementara bagi investor yang mengerti dan berpengalaman bisa memilih jenis Reksa Dana Saham yang menjanjikan imbal hasil yang sangat menarik walaupun dengan tingkat risiko yang lebih tinggi. 

2. Cek mengenai keabsahan / perizinan dari Bapepam LK
Untuk memastikan Anda tidak membeli produk fiktif : agar mencek izin Manajer Investasi serta Petugas Penjualnya (WAPERD) ; izin Produk Reksa Dananya ; dan bila Anda membeli lewat Bank - Agen Penjual, cek juga izinnya (APERD), tidak semua bank di Indonesia mempunyai izin Agen Penjual Reksa Dana. 

3. Cek Rekam Jejak Pengelolanya – Manajer Investasi 
Disamping untuk mengetahui kinerja para manajer investasi dalam meracik dan mengemas produk reksa dana juga untuk mengetahui apakah para pengelola investasi tersebut mempunyai kredibilitas yang baik, dan tidak pernah terkait dengan tindakan kejahatan atau penyelewengan dibidang keuangan. 

4. Cek Kinerja Produknya 
Secara umum, sebaiknya kita memilih produk yang sudah mempunyai catatan kinerja yang baik dalam beberapa periode kebelakang. Jangan lupa membandingkan kinerja reksa dana dengan kinerja tolak ukurnya, misal : kinerja Reksa Dana Pasar Uang biasanya dibandingkan dengan tingkat deposito satu bulan ; sementara kinerja Reksa Dana Saham dibandingkan dengan kinerja IHSG. Namun tetap diingat bahwa kinerja produk masa lalu bukan merupakan jaminan kinerja masa datang. 

5. Cek Dokumen Produk dan Laporan 
Sebelum membeli reksa dana, investor wajib membaca dan memahami prospektus reksa dana serta minta infomasi lainnya seperti Kinerja Produk Bulanan (Fund Fact Sheets). Setelah membeli reksa dana, investor akan mendapatkan konfirmasi transaksi dari Bank Kustodian untuk memastikan bahwa transaksi / investasi anda telah benar-benar tercatat. Investor juga bisa memonitor kinerja produknya dari Laporan Bulanan maupun informasi harga NABnya di media massa. Setelah memahami tips memilih produk reksa dana diatas, terakhir ada 2 hal yang terpenting yakni Action and Dicipline!, artinya setelah dipelajari dan dipahami kita harus bertindak / menjalankannya dengan disiplin agar tujuan investasi kita bisa tercapai. 

Selamat Berinvestasi . . . 
Karma P. Siregar - Associate Director PT.Batavia Prosperindo Aset Manajemen 

Posting Populer